Internet Explorer pantas untuk dinonaktifkan, atau setidaknya kesengsaraan 'yang dijalaninya' layak diringankan.
Peramban berusia 27 tahun ini telah lama terhambat oleh masalah kinerja dan keamanan; sementara Microsoft telah beralih sepenuhnya ke peramban Edge. Dan di tengah situasi itu, sebagian besar orang telah berpindah menggunakan Google Chrome.
Soal Microsoft yang secara resmi menonaktifkan Internet Explorer ini, dikabarkan oleh Wired, yang kami akses pada Selasa (21/2/2023). Meskipun kehadiran Internet Explorer masih menjadi 'hantu' pada PC Windows di seluruh dunia.
Baca Juga: Apa Saja yang Dilakukan Oleh Pengendara Mobil Dan Itu Dianggap Menyebalkan?
Baca Juga: Sam Altman, CEO OpenAI: ChatGPT Itu Keren, Tapi Mengerikan
Microsoft kini telah mulai secara otomatis menghapus instance Internet Explorer dari komputer pengguna.
Pembaruan perangkat lunak untuk browser Edge yang mulai diluncurkan pekan kedua Februari ini, akan menonaktifkan Internet Explorer 11 secara permanen di komputer Windows manapun yang masih menginstalnya.
Dalam beberapa hal, ini adalah akhir yang pas. Microsoft memiliki kebiasaan memaksa Internet Explorer melakukan hampir semua hal. Sampai-sampai praktik tersebut memicu gugatan antimonopoli federal terhadap perusahaan tersebut pada 1998.
Masuk dan menghapus perangkat lunak secara paksa, terasa seperti akhir siklus yang sangat sombong.
Elemen visual browser seperti ikon dan pintasannya akan tetap ada di desktop, hingga pembaruan Windows yang dijadwalkan akhir tahun ini juga akan menghapusnya. Microsoft mengatakan, akan mendukung beberapa fitur kompatibilitas dasar dengan Internet Explorer dalam browser Edge hingga 2029.
Editor : Uli Febriarni