ChatGPT kini telah menjelma menjadi salah satu aplikasi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang populer di dunia.
Meski ada banyak keuntungan menggunakan chatGPT, beberapa kontra juga muncul atasnya. Seperti umumnya sistem yang terkomputerisasi, aplikasi buatan OpenAI ini tidak lepas dari beberapa kekurangan. Misalnya saja tidak semua informasi yang chatGPT berikan adalah informasi yang benar. Bahkan terkadang, chatGPT bisa saja memberikan informasi yang salah, namun tampilan jawaban tersebut membuat penggunanya terkesan; sehingga dianggap sebagai kebenaran.
Belum lagi dengan kemudahan yang ditawarkan, chatGPT bisa saja disalahgunakan oleh anak-anak pelajar dan mahasiswa, untuk membuat artikel ilmiah atau makalah populer.
Kekhawatiran ini pula yang kemudian membuat pengembang chatGPT meluncurkan program untuk mengklasifikasikan tulisan seseorang, apakah karya itu dibuat menggunakan chatGPT atau bukan.
Belum juga pendeteksi itu dikembangkan secara sempurna, kita sudah bisa mengenal 'jenni'. Jenni.ai merupakan sebuah program yang memanfaatkan kecerdasan buatan, serupa dengan chatGPT namun dapat bekerja dengan lebih spesifik, yakni mengerjakan artikel.
Jenni.ai yang mengadopsi teknologi cerdas dari OpenAI ini, bisa membantu membuat artikel dalam berbagai bentuk, baik itu blog, pidato, makalah, email, hingga menyusun fanfiction!
aplikasi jenni.ai versi desktop, disebut-sebut 0% plagiarism (Sumber: jenni.ai)
Jenni saat ini adalah sistem penulisan paling canggih. Dari laman resminya, diketahui bahwa jenni.ai baru ada versi desktop, belum memiliki versi mobile.
Selain mengadopsi teknologi OpenAI, perusahaan juga mengombinasikannya dengan sistem AI internal mereka sendiri, AI21, serta data khusus dari setiap pengguna untuk menghasilkan konten dengan kualitas terbaik di pasar.
Editor : Uli Febriarni