Techverse.Asia

Memahami Cara Kerja ChatGPT: Kecerdasan Buatan yang Timbulkan Pro dan Kontra

Open AI

Techverse.asia - Belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial, yang mungkin Anda juga pernah mendengar tentang ChatGPT, alat baru yang revolusioner yang menjadi berita utama sejak dirilis akhir tahun lalu. Chatbot yang diberdayakan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menghasilkan respons berdasarkan permintaan input pengguna. Pengguna telah memanfaatkan ChatGPT untuk segala hal, mulai dari bantuan pekerjaan rumah hingga menulis puisi.

Untuk diketahui, ChatGPT adalah chatbot yang dirilis akhir tahun lalu oleh OpenAI, sebuah perusahaan yang awalnya dibantu oleh Elon Musk dan Sam Altman. Bot menggunakan teknologi bahasa GPT-3.5 OpenAI, peningkatan model GPT-3 yang dirilis pada tahun 2020. ChatGPT memiliki lebih dari satu juta pengguna dalam minggu pertama.

Chatbot menggunakan pembelajaran mesin untuk menghasilkan respons yang terdengar seperti manusia terhadap perintah teks. Bot dilatih dengan sejumlah data besar, dari buku dan artikel hingga percakapan. Chatbot dapat memahami berbagai topik dan konteks.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Seorang Hakim di Kolombia Gunakan ChatGPT untuk Membuat Putusan Pengadilan

Seperti yang mungkin Anda lihat melalui media sosial atau berita, orang telah menggunakan chatbot untuk tujuan yang menyenangkan dan fungsional. Orang-orang telah menulis puisi dengannya, membuat pesan pembuka untuk aplikasi kencan, dan menjawab pertanyaan konyol.

Tetapi yang lain memikirkan aplikasi yang lebih berguna. Beberapa di antaranya termasuk menjawab pertanyaan sebagai pengganti pencarian Google; menghasilkan berita utama; penulisan abstrak untuk artikel ilmiah; menulis deskripsi produk, posting blog, dan jenis konten lainnya; hingga membantu pekerjaan rumah.

Dalam peristiwa yang mengejutkan, chatbot lulus ujian Wharton MBA. Profesor Christian Terwiesch, yang menyelenggarakan tes tersebut, menyebutkan bagaimana alat tersebut melakukan pekerjaan luar biasa pada pertanyaan manajemen operasi dasar dan analisis proses, termasuk yang didasarkan pada studi kasus.

Dengan segala sesuatu yang bergerak begitu cepat sejak produk memasuki pasar, banyak ahli bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Beberapa ahli telah membandingkan kemunculan ChatGPT dengan iPhone pertama pada tahun 2007 silam karena alat tersebut membawa kekuatan AI ke tangan pengguna non-teknis. Dengan lebih dari 84 persen orang Amerika sekarang memiliki smartphone, beberapa percaya alat berbasis AI ini akan menjadi kebutuhan pokok bagi banyak orang. 

Baca Juga: Duet OpenAI dan Microsoft Tingkatkan ChatGPT: Karena Tambah Banyak Pengguna, Sistem AI Bakal Lebih Cerdas

Etika

Editor : Rahmat Jiwandono