Techverse.Asia

Yang Pincang Dari Penerapan Kecerdasan Buatan

AI / freepik

Selanjutnya, para pengembang AI dalam sistemnya juga mengharuskan para seniman membolehkan mereka menjadi pengguna yang utama, dalam pengolahan data-data mereka.

"Masih banyak kasus pengelolaan karya seni gratis ini tidak transparan dalam penggunaan karya seninya," ucapnya. 

Memberi Ruang Untuk Otomatisasi Kejahatan Digital

Di masa depan, sepertinya para pengembang kecerdasan buatan sudah seharusnya mempersiapkan ruang untuk memperkecil kemungkinan peretasan.

Majalah digital Nirmagz mengulas, kecerdasan buatan dapat memberikan ruang untuk otomatisasi tindakan jahat. Baik itu phising, pengiriman virus ke perangkat lunak, dan memanfaatkan sistem AI itu sendiri.

Sehingga, untuk mengatasi hal tersebut, tentunya harus segera ada pembentukan peraturan global mengenai kecerdasan buatan dan tindakan digital.

"[Langkah] menentukannya, dari bagaimana perspektif pemerintah untuk memungkinkan interaksi global yang aman serta efektif, dalam AI," tulis majalah itu.

Aturan-aturan tersebut harus transparan dan dapat beradaptasi dengan bagaimana lingkungan digital ini terbentuk.

Baca Juga: Banyak Permintaan, Etihad Airways Tambahkan Rute Penerbangan ke China

Jika aturan tersebut belum ada, lalu bagaimana batasan-batasan ini akan muncul?

Editor : Uli Febriarni