Techverse.Asia

Banyak Pasien Alzheimer di AS Tak Dapat Akses Pengobatan Layak, Bagaimana di Indonesia?

ilustrasi lansia dengan alzheimer (Sumber : Alzheimer dan Demensia Indonesia)

Pemerintah negara Amerika Serikat (AS) punya kebijakan dan program pengobatan bagi penderita alzheimer di negaranya. Yakni, penggunaan obat lecanemab (Leqembi), yang baru disetujui.

AS juga menentukan kandidat pasien yang bisa menerima obat itu. Menurut tim medis AS, obat itu tampaknya berfungsi paling efektif pada pasien dengan tahap awal kondisi neurodegeneratif. 

Berbiaya mahal

Laman daring Time, yang kami akses pada Jumat (24/2/2023) menuliskan, studi menunjukkan bahwa pasien dalam tahap kondisi alzheimer yang demikian, dapat diberikan penambahan infus sebanyak dua kali sebulan. Proses itu membantu memperlambat penurunan kognitif pada pasien hingga 27%.

Lecanemab juga tampaknya membantu orang, untuk melanjutkan aktivitas harian mereka, dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak meminumnya.

Hanya yang masih perlu juga dipahami, Presiden Eisai, Inc. sekaligus yang mengembangkan lecanemab, yakni Ivan Cheung, menjelaskan kabar buruk adanya penggunaan obat itu. 

Dengan biaya pengobatan mencapai $26.500 setahun, perawatan pasien alzheimer perlu mendapatkan infus rutin bulanan setidaknya dua hingga tiga tahun; sebelum mereka berpotensi beralih ke dosis pemeliharaan yang lebih jarang.

"Medicare Amerika Serikat tidak akan menanggungnya. Badan tersebut telah mengelompokkan lecanemab, ke dalam kelas obat yang membutuhkan bukti tambahan agar memenuhi syarat," tutur Ivan. 

Ia mengungkap, lecanemab ini hanya obat kedua yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Obat itu menargetkan amiloid, protein yang menumpuk di otak pasien Alzheimer.

Medicare telah memutuskan bahwa, perawatan kelas satu ini masih terlalu baru untuk diganti. Hanya pasien terdaftar dalam pendaftaran yang ditunjuk, yang melaporkan hasil pasien. Mereka akan diganti biaya pengobatannya.

Editor : Uli Febriarni